Curhat ( 50 )
First of
all, gw mau menyampaikan banyak terima kasih buat kalian semua yang sudah
membuka blog ini, membaca kisah gw berjuang mencapai cita-cita, dan mendukung
serta mendoakan gw. Stase interna sudah berhasil gw lewati, gw lulus. Ya
walaupun masih ada 6 stase yang harus gw lewati, at least satu stase yang cukup
berat sudah lewat.
Jujur, gw
terharu sekali dengan pencapaian gw sejauh ini. Entah ini karena gw lagi
hipomanik atau emang gw udah normal, gw sampai nangis. Tapi nangis bahagia.. 10
minggu gw bertahan koass dalam suasana yang hectic. Udahlah kurang orang,
konsulennya lagi 'hot', temennya 'woow', dan banyak hal lainnya yang tidak bisa
gw ceritakan disini. Intinya, koass periode gw kemaren ya lumayan 'cetar
membahana' lah. *semua yang di dalam tanda kutip adalah berkonotasi negatif*
Gw inget
sekali, pada saat pertama kali gw koass. Gw baru aja bangkit dari depresi.
Dokternya bilang gw pasif, nggak ada inisiatif, jutek, dan diem aja. Ada saja
alasan dia untuk memojokkan gw. Gw hanya bisa senyum pilu. Gw nggak pengen
kekurangan gw, sakit gw, jadi alasan untuk dikasihani atau dimaklumi. Tapi
ahirnya temen gw cerita ke dokter itu kalau gw sakit. Terus komentar dokternya,
"Kalau sakit gitu, memangnya dia bisa jadi dokter ? Nanti gimana kalau
koass stase gede yang ada jaganya, banyak tugas.. Sekarang aja kaya
gini.." Dan gw nggak lulus di stase itu. Gw nggak tau apakah dia
meremehkan, meragukan, atau menegur gw. Gw yang mendengar temen gw menyampaikan
apa yang dokternya katakan, sangatlah sedih. Gw tau gw punya kekurangan. Gw tau
gw mungkin nggak seperti koass lainnya. Tapi gw punya impian. Gw punya kemauan.
Eh gw malah nggak lulus. Saat itu, ya sudah lah.. Tapi, lihat gw sekarang.
Walaupun butuh waktu lama dan berkali-kali jatuh bangun, ternyata gw bisa. Gw bisa
melewati stase yang pasiennya paling banyak, yang jaganya paling sibuk, yang
paling dicari-cari perawat, yang materinya paling banyak. Gw bisa. Gw berhasil
lulus dengan meninggalkan nama baik di mata teman, dokter, perawat, dan pihak
lain yang terlibat. Bahkan seorang dokter yang tahu kalau gw nggak lulus di
stase pertama itu *entah dia tau gw sakit apa nggak* mengatakan langsung di
depan gw bahwa gw sekarang rajin dan mau berubah. Berarti memang bukan perasaan
gw aja kan..
Gw nggak
bermaksud untuk menyombongkan diri. Tapi gw rasa ada saatnya kita boleh bangga
dengan prestasi-prestasi kita. Gw share disini untuk memberikan gambaran bahwa
seorang bipolar, masih ada kesempatan untuk meraih cita-citanya.. Memang nggak
akan semudah orang lain, tapi dengan niat dan kemauan, insyaallah ada jalan..
Gw merasakan sekali janji-janji Allah di Al-Quran itu benar. Setelah kesulitan
ada kemudahan itu benar adanya.. Banyak sekali kemudahan-kemudahan yang Allah
berikan selama gw interna ini.. Subhanallah alhamdulillah.
Kalau
baca post Curhat ( 48 ) ada kalimat ini :
"Gw cuma bisa berprinsip kerjakan tanggung jawab dengan ikhlas,
berusaha jujur tapi liat-liat sitkon juga ( ini kewajiban koass, gak boleh
terlalu jujur juga ntar bisa rugi sendiri.. Haha ), dan percaya Tuhan
melindungi gw karena Tuhan Maha Melihat dan Maha Mengetahui.. "
Ya, dari awal gw berpegang pada prinsip itu. Dan ternyata
berhasil. Pelajaran lain yang bisa gw ambil, yaitu rencana Allah itu pasti ada
maksudnya. Tinggal bagaimana kita bersikap, apakah cukup peka untuk menangkap
maksud itu.
Contohnya, gw dulu SD masuk lebih cepet setahun. Lalu SMP-nya
kelas akselerasi. Jadi, saat masuk kuliah gw lebih muda 2 tahun dari
temen-temen gw. Dan ternyata, 2 tahun 'penghematan umur' itu sengaja Allah
berikan supaya ada waktu extra 2 tahun saat gw kuliah ini untuk diberikan
pelajaran tentang hidup. Jika lancar, insyaallah saat gw lulus nanti umur gw
setara dengan junior yang baru lulus juga. Nggak ketuaan. Jadi untuk cari
kerja, daftar sekolah lagi dll gw nggak kepentok umur. Dulu saat baru masuk
kuliah, gw pikir gw bakal jadi lulusan dokter termuda. Bangga sekali gw bisa
jadi dokter di usia sangat muda. Tapi Allah berkata lain. Gw 'dididik' untuk
lebih mengerti arti kehidupan. Melihat sisi lain dunia yang selama ini mungkin
orang abaikan. Hal-hal yang mungkin dokter lain tidak sadari.
Pelajaran lain, saat interna gw diajarkan untuk menjadi seorang
yang bijaksana. Gw memang berada di posisi yang sangat ditengah2. Gw mendengar
banyak cerita, curhatan, pertanyaan, dan saran dari 2 sisi. Di satu sisi si A
bilang kenapa B begini. Lalu gak lama kemudian si B cerita kenapa A begitu. Gw
harus menghargai A karena dia partner jaga gw. Tapi gw juga harus menghormati B
seperti gw menghargai A karena dia teman sejawat gw. Lalu si C curhat kalau dia
diperlakukan blablabla oleh D. Abis itu giliran D cerita, D minta tolong gw
untuk menegur C. Ya mungkin gw terlihat seperti bermuka dua ya. Tapi namanya
belajar, semoga dimaafkan. Susah lo berada di posisi tengah. Dulu juga pernah gw
berada di posisi tengah gini diantara 2 sahabat gw. Masih mending, saat itu
cuma melibatkan 3 orang. Gw dan 2 sahabat gw. Lah kalau yang ini melibatkan gw,
9 temen satu stase gw, 5 dokter konsulen gw, dan perawat-perawat. Entah kenapa
jg mereka ceritanya ke gw. Padahal, kalian tau sendiri gw aja butuh perjuangan
keras untuk bertahan selama koass ini. Lalu malah ditambah beban dari orang
sekitar. Mana saat itu psikiater gw dan mas dokter lagi sibuk-sibuknya. Jarang
merespon. Paling cuma sekedar cerita lewat BBM, itu nggak terlalu membantu gw.
Sampai ada momen dimana saat itu otak gw bener-bener penuh dengan cerita dan
curhatan orang. Tugas2 gw belum selesai dan gw nggak bisa ngerjain karena gak
bisa mikir. Gw butuh sekali cerita, tapi psikiater gw lagi sibuk. Malam itu gw
bener-bener desperate. Gw nangis semalaman, merasa tega banget psikiater dan
mas dokter gw, membiarkan gw seperti ini. Nggak membantu gw. Padahal gw
hanya butuh didengarkan. Tapi mereka ga ada waktu. Setelah nyokap bokap gw
berusaha menghubungi psikiater gw berkali-kali karena keadaan gw
mengkhawatirkan sekali, akhirnya psikiater gw bisa ditemui esok harinya. Gw
akui, keadaan gw memang mengkhawatirkan. Seingat gw, air mata gw tidak berhenti
mengalir, gw ngomong sendiri nggak karuan, tatapan kosong, depresi, bahkan gw
sudah menulis surat pengunduran diri. Dan gw nggak bisa cerita ke nyokap bokap
karena terlalu complicated dan berhubungan dengan dunia medis ntar mereka
tambah bingung. Jadi gw cuma cerita sedikit, lalu gw tidur. Besoknya gw tetap
datang koass *dengan penuh perjuangan untuk berangkat*, meriksa pasien dengan
mata sembab. Lalu pulang koass gw ketemu psikiater gw. Gw cerita semua yang ada
di otak gw. Dengan cerita, rasanya 3/4 beban gw hilang. Lalu komentar beliau,
"Mbak itu seperti spons.. Menyerap semua informasi dan keluhan. Padahal
yang mereka katakan itu belum tentu benar. Banyak kemungkinan-kemungkinan yang
bisa terjadi dan tidak mereka ceritakan. Kenapa mbak harus menyerap semua
informasi itu.. Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus punya
boundary.." Saat itu gw tersadar. Boundary. Batasan. Benar sekali kata
psikiater gw. Selama ini gw cenderung larut dalam cerita orang, sehingga timbul
keinginan kuat untuk membantu mereka. Tapi semua jadi berbeda disaat yang kita
dengar ceritanya adalah cerita dari 2 kubu berbeda. Yang masing-masing ingin
dibela. Masing-masing mengharapkan bantuan gw. Dan gw bingung sekali harus
bantu yang mana dulu karena gw berusaha netral. Mungkin kalau gw denger
curhatan temen2 sesama bipolar lewat chat email dll, gw masih bisa handle. Tapi
kalau diposisi tengah kaya gini, butuh sebuah sikap yang sangat bijaksana, demi
menjaga kebaikan bersama. Itu yang gw butuhkan, batasan diri terhadap masalah2
luar, supaya kita gak kebawa pengaruh negatif, supaya kita tetap bisa berpikir
jernih dan nggak mengorbankan diri kita berlebihan. Dan gw tersadar lagi.
Itulah yang seorang psikiater butuhkan. Lalu psikiater gw juga bilang,
"Dalam pendidikan spesialis untuk jadi psikiater pun akan diajarkan cara
membangun boundary itu.. Psikiater itu setiap hari mendengar keluhan pasien dan
keluhan keluarga pasien.. Kalau kita serap semua yang mereka katakan, nanti
dokternya ikutan sakit.." Dan juga, ada kalanya kita sudah berusaha
maksimal namun keadaan belum membaik, saat seperti itu, ingatlah Allah,
disebutkan di Al-Quran bahwa bukan kita lah yang harus memberi mereka petunjuk,
tapi Allah akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya..
Subhanallah, bener-bener pelajaran berharga. Sebelum gw masuk pendidikan spesialis
gw udah diajarin duluan oleh Allah melalui kejadian-kejadian selama gw
koass.Thanks banget buat psikiater gw tercinta untuk mengingatkan gw hal itu.
Setelah sesi berharga dengan psikiater gw itu, alhamdulillah gw lebih bijaksana
dalam bersikap. Dan hasilnya, setelah 10 minggu berlalu, nama gw tetap baik di
depan mereka. Sampai sekarang hubungan gw baik dengan mereka semua. Gw jadi
tambah terharu, benar-benar rencana-rencana Allah itu ada maksudnya..
Semoga kejadian-kejadian yang gw alami, pengalaman hidup gw yang
berharga, tidak membuat gw menjadi pribadi yang sombong. Sekali lagi gw minta
tolong ingatkan gw..
Dan btw, ya gw tetap ingat this too shall past. Nanti stase baru
mungkin bakal ada masalah2 baru. Tapi sekarang gw memandang kejadian-kejadian
yang akan datang adalah rencana-rencana sempurna Allah. Mau itu manis atau
pahit, semua pasti ada maksudnya. Tadinya gw selalu paranoid saat memasuki
stase baru. Tapi sekarang semoga gw bisa berpikir lebih positif. Mencoba
mensyukuri apa yang terjadi dalam hidup gw, sambil memperbaiki diri. Gw jadi
inget, dulu gw sempet bete karena ga jadi masuk stase bedah bareng temen gw. Gw
malah dimasukin interna. Tapi sekarang gw malah bersyukur sekali. Gw
mendapatkan banyak sekali pelajaran tentang kehidupan. Semoga bermanfaat untuk
gw dalam menjalani tugas gw nanti.. Amiiin.
Sekian update dari gw.
Notes :
Menurut gw, nasehat curhatan dan wejangan di blog gw ini, atau
mungkin buku-buku motivasi yang kini populer, cuma bakal ngefek sebentar pada
orang yang baca. Karena sesukses dan sebijak-bijaknya orang, adalah yang
belajar dari pengalaman sendiri, bukan pengalaman orang lain. Tapi apa salahnya
kita berbagi, karena mungkin ada orang diluar sana yang susah 'belajar' dari
pengalamannya sendiri, perlu referensi dari orang lain. Ya semoga bermanfaat
ya.. :)